Minggu, 31 Mei 2009

Sarana Transportasi di Jakarta

Sebagai sebuah kota metropolitan, Jakarta memiliki berbagai sarana transportasi baik transportasi lokal maupun dari dan ke Jakarta. Tersedianya transportasi yang memadai (24 jam) menjadikan kemudahan untuk bepergian kemana pun kita mau. Kemana aja bisa.

Pintu gerbang masuk kota Jakarta:

a. Bandara Internasional Soekarno Hatta

Bandara Soekarno Hatta terletak di Cengkareng. Merupakan pintu gerbang udara untuk penerbangan domestik maupun internasional.

b.Pelabuhan Tanjung Priok

Gerbang bagi pemakai jasa angkutan laut

c. Stasiun Gambir, Senen, Jatinegara, dan Stasiun Kota

Stasiun-stasiun ini merupakan pintu gerbang bagi yang datang dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat yang menggunakan jasa transportasi kereta api dari kelas ekonomi sampai kelas eksekutif.

d.Terminal

Bagi pemakai jasa angkutan bus antarkota/antarpropinsi, pintu masuk dapat melalui terminal Pulo Gadung, Kampung Rambutan, Kali Deres, Rawamangun, maupun Lebak Bulus. Terminal tersebut merupakan gerbang darat bagi yang datang dari kota-kota besar Jawa, Bali, Lombok, dan Sumatera

Sarana transportasi lokal yang dapat digunakan bermacam-macam, yaitu:

a. taksi, dengan tarif rata-rata untuk kilometer pertama 5.000 rupiah dan 1.600 rupiah untuk tiap kilometer berikutnya

b. Bus Transjakarta

Transjakarta merupakan sarana angkutan jalan raya yang menggunakan jalur khusus (busway). Bus ini merupakan sarana yang nyaman (berAC) dan murah. Harga tiket untuk satu kali perjalanan (single trip) adalah 3500 rupiah (di atas pukul 07.00). Jika masih di bawah pukul 07.00 tarifnya 2000 rupiah.

c. Bus Patas AC, tarif 4.800 rupiah

d. Bus Patas on-AC, tarif 2000 rupiah

e. Buskota reguler (metromini dan kopaja), tarif 2000 rupiah

f. Mikrolet (24 jam) tarif 1.500 rupiah sampai 5000 rupiah

g. Bajaj dan kancil

Sekilas Tentang Jakarta

Secara geografis, Jakarta terletak di pantai utara Jawa bagian barat. Sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa, sedangkan sebelah timur, selatan, dan barat dibatasi oleh provinsi Jawa Barat. Sebagai ibukota negara sekaligus sebagai kota metropolitan, Jakarta menawarkan berbagai fasilitas, tak terkecuali sarana untuk jalan-jalan. Secara administratif, Jakarta terbagi menjadi lima wilayah kotamadya (Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat) dan satu Kabupaten Kepulauan Seribu.


Tentu saja keberadaan kota Jakarta seperti sekarang ini tidak terlepas dari sejarah lahirnya kota ini. Sejarah kota Jakarta diawali pada masa kejayaan kerajaan Hindu Pajajaran. Pada masa itu Jakarta merupakan kota pelabuhan yang bernama Sunda Kelapa. Pada tahun 1522, Sunda Kelapa dikuasai oleh Fatahillah seorang utusan dari Kerajaan Malaka.Tahun 1527 Portugis datang. terjadilah pertempuran di sekitar Teluk Jakarta yang dimenangkan oleh Fatahillah. Atas kemenangan tersebut, Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang artinya "kemenangan yang sempurna". Peristiwa ini terjadi pada tanggal 22 Juni sehingga sampai sekarang hari ini diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.


Pada tahun 1596, Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman datang ke Jayakarta. Tahun 1602 didirikanlah VOC untuk memperkuat kedudukan Belanda. J.P. Coen pada tahun 1619 mendirikan kota baru yang diberi nama Batavia. Batavial dibangun di atas tanah Jayakarta yang telah diratakan dengan tanah. Kota ini pun meluas melampaui batas awalnya, menjadi pusat pemerintahan dan kekuasaan Belanda selama 350 tahun menjajah Indonesia.


Nama Batavia berubah menjadi Jakarta setelah Batavia jatuh ke tangan Jepang 1942. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Jakarta ditetapkan sebagai ibukota NKRI. Status administratif kota Jakarta pada awalnya adalah Kotapraja di bawah pimpinan walikota.Selanjutnya 1964 menjadi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) sebagai daerah setingkat provinsi dengan dikepalai seorang Gubernur. Pada tahun 1999 diberlakukan otonomi daerah, Jakarta dikukuhkan menjadi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Kamis, 07 Mei 2009

Pengantar

Hai jalan-jalan mania, gue mau cerita dikit ke elo kenapa guwe bikin blog ini. Terus terang hobi guwe jalan-jalan, nggak peduli nyasar. Pengalaman nyasar di Jakarta mah udah nggak satu dua kali . Tapi yang namanya ndaru nggak ada kapok-kapoknya. Kesasarnya kadang sendiri kadang ama orang lain. Kalau sendiri sih nggak masalah cuma ngrugiin diri sendiri. Tapi kalo ama orang lain, kasihan ngrugiin pihak lain.
Apa ya yang bikin gue sering nyasar. Menurut gue (subyektif banget..) gue punya alasan kenapa gue sering nyasar. Pertama gue cewek. Kata orang pinter, kemampuan spasial cewek itu rendah. Nah kalo orang lain rendah, mungkin gue rendah banget. Udah berulang kali ke tempat itu, gag ada jaminan deh kalo gue gag nyasar. Jadi alasan pertama intinya udah kodratnya, semua orang harus terima alasan gue. Kata Tatang, temen sebangkuku pas prajab, itulah pentingnya cowok. Jadi kalo pergi ke mana-mana baiknya ajak cowok ya biar gag nyasar????Alasan kedua, Gue orangnya sok tahu. Jadi tingkat ke-Sok tahu-an gue lebih tinggi dari kemampuan Spasial gue. Udah tahu nyasar, malah diterusin. Ato udah tahu gag tahu tetep aja sok tahu.
Nah siapa yang pengin nyasar bareng gue??? Nyasar ke tempat yang asyik-asyik di Jakarta. Kalo nyasar bareng gue, dijamin bakal ketagihan deh.